Kamis, 28 April 2011


Alhamdulillah, Shalawat dan Salam atas Rasulullah ShallaLlaahu `Alaihi Wasallaam, adapun setelah itu:

Risalah ringkas ini ditujukan kepada Ukhti Muslimah, berkenaan dengan masalah Hijab dan masalah membiarkan aurat tanpa hijab. Tidak tersembunyi bagi siapapun bahwa di banyak negara-negara Muslim, ramai kalangan wanita yang bertabarruj (berhias di luar kemestian), dan ketiadaannya komitmen mereka terhadap hijab. Tidak diragukan lagi bahawa ini merupakan satu kemunkaran yang besar, yang merupakan sumber datangnya malapetaka dan bencana. Dalam risalah ringkas ini, terdapat penjelasan mengenai wajibnya hijab, keutamaan dan syarat-syaratnya. Di dalamnya pula terhadap peringatan bagi orang-orang yang bertabarruj dan hukumannya, kita memohon kesejahteraan kepada Allah, mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi saudari-saudari kita kaum Muslimah, sesungguhnya Dia Maha berkuasa dan Maha menentukan.

Hijab adalah Ibadah, bukan adat

Saudari muslimah: sesungguhnya para penyeru kepada kesesatan dan berbuat kerosakan sentiasa berusaha berterusan untuk mengoyakkan hijab dan menyangka bahawa Hijab ialah penyebab keterbelakangan wanita, hijab pula membatasi dan memperkosa kebebasan wanita. Lalu para penyeru itu memotivasi kaum Muslimah untuk menanggalkan hijab mereka, untuk kemudian bertabarruj dan memamerkan aurat, mereka berusaha untuk meniadakan syariat hijab, mereka menyebut usaha ini sebagai pembebasan dan kemajuan bagi wanita. Mereka pada hakikatnya tidak menghendaki kebaikan terhadap diri wanita Muslimah sebagaimana yang mereka nyatakan.Dengan klaim seperti itu, sebenarnya mereka tidak menghendaki lain selain kehancuran harga diri dan kehidupan wanita. Maka berwaspadalah wahai saudari Muslimah. Jadilah kalian sebagai orang-orang yang mulia dengan dien (agama) kalian, dengan tetap teguh mengenakan hijab-hijab kalian. Kuatkanlah keyakinan kalian bahwa Hijab adalah merupakan syariat Islam. Dan diatas segala-galanya, bahwa mengenakan hijab adalah merupakan Ibadah kepada Allah, dalam menta?ati Allah dan Rasul-Nya Shallallaahu ?Alaihi Wa-Sallam. Hijab bukanlah merupakan adat kebiasaan, ketika dia suka dikenakan ketika tidak hendak dia tanggalkan. Hijab adalah harga diri dan kemuliaan.

Saudari Muslimah, sesungguhnya Allah Ta?ala, ketika memerintah kalian mengenakan hijab, tidak lain sesungguhnya Allah berkehendak untuk menjaga kesucian kalian.Menjaga tubuh kalian dan seluruh anggota badan kalian, agar tidak ada orang yang menyakiti kalian dengan perbuatan yang tak senonoh dan ucapan-ucapan murahan. Dengan hijab pula Allah hendak meninggikan kalian. Maka hijab adalah kehormatan dan kemuliaan bagi kalian, bukan merupakan pengungkungan terhadap kalian. Ini merupakan sesuatu yang indah dan kesempurnaan bagi kalian. Dan ianya merupakan bukti yang nyata akan iman kalian, sekaligus menjadi ukuran sejauh mana adab dan akhlak kalian. Dan ini pula merupakan pembeda antara kalian dengan orang-orang yang telah hilang harga diri dan kehormatannya.

Maka janganlah sekali-kalian menyepelekan masalah ini apalagi mengingkari kewajiban berhijab. Karena sesungguhnya-demi Allah- tidaklah seorang wanita menganggap sepele masalah hijab atau mengingkarinya, kecuali pastilah ia terancam oleh kemurkaan Allah dan siksa-Nya. Dan tidaklah seorang muslimah menjaga hijabnya kecuali bertambahlah keridhaan dan kedekatan Allah kepadanya, bertambah pulalah kehormatannya.)


Syarat-syarat Hijab Syar'i

Sesungguhnya Hijab syar'I bagi wanita Muslimah wajib tebal dan tidak nipis, tidak boleh hijab itu bercorak warna-warni yang mencolok mata. Hijab pula tidak boleh sempit (ketat). Tidak boleh pula berhijab disertai parfum dan menawan, kerana Nabi Shallallaahu alaihi wa-sallam mengharamkan wanita yang mengenakan parfum dan keluar menuju satu tempat yang didalamnya terdapat ajnabi (lelaki yang bukan mahram).Baginda Rasulullah ShallaLlaahu Alaihi Wa-Sallam bersabda: Sesiapa dari kalangan wanita yang mengenakan wewangian lantas ia melalui suatu kaum sehingga kaum itu mencium wanginya, maka si wanita itu adalah (dianggap) penzina. Hijab Muslimah tidak boleh pula menyerupai pakaian lelaki. Diwajibkan pula hijab ini menutupi seluruh anggota badan yang dapat membuat fitnah

Sungguh terdapat banyak nash (dalil) dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menunjukkan kewajiban wanita untuk menutupi seluruh anggota badannya, kerana wanita itu, seluruh tubuhnya adalah aurat, tidak dibenarkan lelaki yang bukan mahram melihat sesuatu apapun dari dirinya. Diantara dalilnya ialah: "Hendaklah mereka (wanita) menghulurkan menghulurkan khimar (kain labuh) ke atas leher-leher mereka" (An-Nuur:31). Berkenaan dengan ayat ini Rasulullah s.a.w bersabda: Ketika ayat ini turun, wanita-wanita Anshar menjadikan kain-kain tirai (gordin) mereka dan memotong-motongnya menjadi khimar (penutup tubuh) iaitu : menutupi wajah-wajah mereka Dalam hadits lain, yang telah disepakati kesahihannya, berkenaan dengan kisah Aisyah Radhiyallaahu `Anha, dalam satu peristiwa yang terkenal dengan sebutan Hadiitsul Ifki (Gossip dusta), ketika beliau tertidur di tempatnya, kemudian datanglah Shafwan Ibnul Mu'thal kepadanya dan beliau ummul mu'minin berkata: Lalu aku berkhimar (dalam lain riwayat disebutkan : aku menutupi wajahku dengan jilbabku).

Oleh sebab itu, menjadi kewajiban bagi seluruh wanita Muslimah,hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, terhadap dirinya. Dan hendaklah ia tetap iltizam dengan hijabnya dengan keiltizaman (komitmen) yang optimal. Jangan menyepelakan satu hal pun dari masalah ini, kemudian ia menyangka bahwa dirinya telah berhijab dengan sempurna. Lalu dia menyangka bahwa bagian dari anggota badannya tidak berpengaruh apa-apa dan tidak menimbulkan fitnah, atau dia menganggap bahwa hal itu bukanlah merupakan tabarruj yang tercela.

Maka merupakan kewajiban baginya untuk berusaha keras menjauhi perkara-perkara yang mempengaruhi komitmennya terhadap hijab, atau perkara-perkara lain yang merusakkan sifat malunya. Demi menghindari keburukan orang-orang fasiq sebagaimana kebiasaan mereka terhadap wanita yang secara fisik tidak menampakkan kemuliaan akhlak mereka. Agar dirinya tidak terperangkap ke dalam kemurkaan Allah dan siksa-Nya,sebagai terdapat keterangan mengenai hal tersebut, yang datang daripada Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa-Sallam, baginda bersabda: Dua golongan dari ahli nereka yang aku tidak peduli kepada keduanya disebutkan diantaranya : Dan wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang melenceng meninggalkan kebenaran, kepalanya seperti punuk unta, dia telah tersesat, dan tidak akan memasuki jannah dan tidak akan mencium bau jannah (syurga), padahal wanginya jannah ini tercium dari perjalanan sejauh sekian dan sekian ? (HR.Muslim).

Para ahli ilmu berkata: Maksud dari kalimat: Berpakaian tapi telanjang ialah bahwa mereka mengenakan pakaian akan tetapi pakaian itu sempit(ketat) atau tidak menutupi seluruh bagian tubuhnya yang dapat menimbulkan fitnah.

Syaikh Shalih Utsaimin ditanya tentang sifat Hijab Syar`I, maka ia rahimahullah menjawab: Pendapat yang paling rajih (benar) ialah bahwa hendaklah wanita menghijabi seluruh bagian yang dapat menimbulkan fitnah terhadap kaum lelaki.


By : Asy-Syaikh Asy-Syahid Dr.Abdullah Azzam rahimahullah


0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!