Kamis, 10 Februari 2011


Salam ukhuwah sobat muslim, kali ini kita akan menceritakan satu kisah nyata tentang seorang pemudi yang sedang dilanda konflik batin. Yah semoga saja sobat muda muslim bisa mendulang pelajaran darinya.

Kisah ini tentang seorang remaja putri yang lahir di tengah keluarga sederhana. Keluarga yang amat protektif, terutama bundanya yang membuat dia tumbuh menjadi gadis pendiam dan tidak pandai bersosialisasi dengan lingkungannya. Termasuk di sekolahan.

 Aku (pemudi tersebut-red) berbeda dengan kebanyakan remaja lainnya yang pandai bergaul, pandai berdandan, dan berpakaian menarik. Aku tidak terlalu memerhatikan penampilan, bahkan ayahku sendiri bilang kalau aku ini kuper. Meskipun begitu aku tidak ingin ketinggalan dalam hal pelajaran. Selama ini nilai-nilaiku baik dan orang tuaku selalu memotivasiku untuk menjadi anak yang pandai, dan menurutku aku telah melakukan yang terbaik untukku juga untuk mereka. Semua peraturan yang ditetapkan oleh mereka aku coba untuk melaksanakannya dengan baik. Namun satu peraturan yang aku tidak setujui dari sekian banyak peraturan.
“Nak, kamu tidak boleh pacaran, kalau bunda dan ayah mendapati kamu pacaran, lebih baik kamu tidak usah sekolah sekalian.” Yah beginilah orang tuaku selalu menasihatiku. Awalnya aku tidak begitu mempermasalahkan ini, akan tetapi lama-kelamaan muncul keinginan dalam hatiku untuk tampil lebih dari teman-temanku. Ingin rasanya aku memberontak dan berteriak, ”Aku tidak setuju!” mungkin karena aku sudah remaja dan rasanya aku ingin katakan ini kepada mereka. Dalam pikiranku, bagaimana pun, aku juga seorang remaja normal yang membutuhkan cinta dari lawan jenis. Akhirnya ada penolakan keras dalam diriku!
Pengawasan dari orangtuaku sangat ketat, tapi biar bagaimana pun mereka juga manusia biasa. Tanpa sepengetahuan mereka aku jadian dengan salah seorang ikhwan (laki-laki-red) yang masih satu sekolahan denganku. Waktu itu aku masih duduk di SMP kelas III. Aku seperti anak pingitan yang ketika ada kesempatan langsung lari kabur untuk pacaran. Yah ini kali pertama aku mengenal namanya pacaran. Setelah jadian, aku dan ikhwan itu jadi sering bertemu, saling menyapa dan melempar senyum. Kadang-kadang aku meliriknya dan mencari-carinya ketika ia luput dari pandanganku. Meski kami pacaran, aku tidak mau mencontoh gaya pacaran teman-temanku pada saat itu. Aku lebih senang seperti ini, biasa-biasa saja.
Meskipun begitu, tetap saja ada rasa rindu di hatiku bila tidak bertemu dengannya. Aku ingin dia selalu berada di sampingku, menyimak cerita-ceritaku, mendengar keluhan dan curhatanku, dan yang paling penting aku bisa bersamanya selalu. Tapi itu tidak mungkin karena kendalaku yang harus menyembunyikan pacaranku dari orang tuaku. Aku takut mereka akan marah bila mengetahui hal ini, atau bahkan mereka akan mengeluarkanku dari sekolahan. Jadi aku harus sembunyi-sembunyi bahkan berbohong kepada mereka bila ingin bertemu dengan dia. Tapi, aku tidak pernah pergi berdua-duaan dengan ikhwan itu, aku selalu mengajak temanku. Tapi tetap saja ini tidak dibenarkan.
Meski waktu bertemu terbatas hanya di sekolah saja, namun hampir setiap waktu aku teringat dengannya, wajahnya terus muncul dalam pikiranku. Dia benar-benar menyita waktuku dari pelajaran, bahkan pada saat pelajaran pun aku terkadang senyum-senyum sendiri mengingatnya. Astaghfirullah!!! Namun begitu aku tidak ingin keseringan bertemu dengannya, entar ketahuan sama bunda dan ayah kalau aku sudah melanggar peraturan. Aku sering ngeri membayangkan hal itu. Sudah dapat kuterka, pasti kemarahan akan meledak dari mereka dan satu hal yang paling aku takutkan jika rahasiaku ketahuan, mereka tidak akan menyekolahkanku lagi.
Konsentrasi belajarku jadi berkurang bahkan hilang, moodku hanya selalu ingin bertemu dengan dia. Nilai-nilaiku di sekolah jadi jeblok, sikapku bahkan berubah drastis, begitu kata teman-temanku. Aku mendapat teguran keras dari orang tuaku. Mereka menuntutku untuk belajar lebih giat lagi, agar nilai-nilaiku kembali baik seperti dulu. Aku sadar, kalau aku sudah mengecewakan mereka. Aku ingin memperbaiki nilai-nilaiku yang anjlok. Aku pikir untuk sementara waktu aku harus memfokuskan diri pada pelajaran. Aku memintanya agar dia mau mengerti dengan keadaanku saat ini meski aku selalu merasa jenuh dengan kekangan dari orang tuaku. Tapi mau bagaimana lagi, waktu luangku sangat dibatasi oleh mereka.
Namun Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar segalanya. Dia tidak membiarkanku terlalu jauh dalam melangkah dan terseret arus ke lembah pacaran yang suram itu. Awal dari perubahan itu melalui temanku, sebut saja Dina, Allah memberikan petunjuk-Nya dan membukakan pintu hatiku.
Hari itu aku diajak Dina untuk mengikuti pengajian yang setiap pekan biasa dia ikuti. Entah mengapa hatiku tergerak dan ada keinginan untuk selalu mengikutinya. Di sana aku merasa ada sesuatu yang berbeda. Ada keteduhan dan kedamaian, dan di sana pula aku mengetahui ada keindahan dan kesempurnaan Islam walau hanya segelintir saja. Aku juga baru tahu kalau pacaran itu tidak ada dalam Islam alias hukumya HARAM dan ganjaran yang paling pantas didapatkan dari Allah bagi yang nekat melakukannya adalah ADZAB. Tanpa pikir panjang lagi, aku segera mengakhiri hubungan terlarang itu dengannya. Alangkah berdosanya aku selama ini. Aku telah menaruh cintaku di tempat yang salah.
Mengapa pemahamanku tentang cinta begitu sempit dan mempersempit arti cinta itu sendiri? Aku telah menodai sucinya cinta sebab tak berusaha mengetahui apa sebenarnya arti cinta itu. Paling tidak yang aku ketahui saat ini cinta yang abadi hanya untuk Allah semata. Aku pun baru menyadari betapa beruntungnya aku yang memiliki orang tua yang begitu memperhatikan perkembanganku, bahkan pada saat remajaku yang penuh godaan, mereka selalu menekanku untuk tidak terjerumus dalam lembah pacaran yang hanya akan mendapatkan kenikmatan semu, namun derita yang berkepanjangan.
“Maafkan aku Bunda, maafkan aku ayah, karena selama ini aku tidak mendengarkan nasihatmu. Aku benar-benar menyesali segala perbuatanku dan telah kutancapkan dalam hatiku, ini tidak akan terulang lagi untuk kedua kali!!!”
Di pipiku terbentuk anak-anak sungai, gambaran hatiku yang sedang merintih. Sangat sedih. Aku tidak dapat lagi membendung air mataku, kubiarkan saja mengalir membasahi pipiku dengan harapan beban berat di pundakku akan hilang. Aku harus berusaha mengubur dalam-dalam cerita yang kelam itu, dan mungkin ada banyak hikmah yang dapat kupetik agar tidak melakukan kesalahan yang sama dalam menata kehidupan yang lebih baik
Aku ingin menjadi “High Quality Jomblo” dan tetap pede dengan jomblo tentu saja karena Allah. Tidak ada lagi sekarang kata pacaran dalam kamus hidupku. Insyaa Allah


Sumber: Kisah kamu, elfata 01.08 dengan sedikit perubahan


Categories:

5 komentar:

  1. Syukur kalau sdh disadari, semoga dapat diamalkan.

    BalasHapus
  2. akhi... perhatikan jenis huruf yg antum pakai untuk artikel ini...
    ada satu huruf yg mirip dengan tanda salib...

    BalasHapus
  3. astagfirullah fontnya yg salah akh ,afwan jiddan

    BalasHapus
  4. saya berharaf,,, smoga Allah juga memberikan hidayahnya kepada saya yang masih mengarungi samudra nista nan hina,melebihi cerita akhi di atas tadi,,,,
    jujur... ceritanya biasa saja, namun hati kecil saya juga iri dengan keputusah akhi yang Islami...
    sedangkan saya masih seperti orang tak berAgama...

    BalasHapus
  5. http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/07/unik-ada-gunung-kembar-mirip-payudara.html

    http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/07/pembongkar-kubur-gadis-korban.html

    http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/07/heboh-dibwa-hilang-wewe-gombel-dibacain.html


    HALLO TEMAN-TEMAN YUK DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !

    SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN TEMAN-TEMAN^_^

    UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683 SILAHKAN DIADD YA:-)

    BalasHapus

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!